HAKEKAT BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN
Makalah
ini di susun untuk melengkapi tugas
Mata
kuliah Filsafat dan Nilai
Budaya Pendidikan
Disusun
oleh:
NAMA :ANDINI
PURI LEKSANA 2011-33-120
NAMA :IFAH
ZASKIYAH 2011-33-118
NAMA :LAELY
NIKMAH 2011-33-119
KELAS :C
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MURIA
KUDUS
Tahun Ajaran
2011-2012
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah SWT atas
limpahan rahmat dan
hidayah-NYA
Sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah
ini.Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk
memberikan informasi,serta pengetahuan
bgi para pembaca.
Tidak lupa
penyusun menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Tuhan
Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat Nya, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Kepada keluarga
penyusun terutama kedua
orang orang tua
yang telah membimbing
dan memotivasi penyusun.
3.
Guru pembimbing
mata kuliah sejarah dan
sistem pendidikan. Bapak DRS.MASTURI,MM
yang telah membimbing
dan memotivasi penyusun.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Namun penulis
telah berusaha semaksimal
mungkin dalam menyusun
makalah ini,sehingga makalah
dapat diselesaikan.
Semoga laporan
ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan
menambah wawasan serta
pengetahuannya.
Kudus, September
2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 4
Latar
Belakang Msalah………………………………………... 4
Rumusan
Masalah……………………………………………... 4
Tujuan……………………………………………………………. 5
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………. 6
Konsep belajar………………………………………………….. 6
Pengertian
Belajar………………………………………………..6
Jenis-jenis
Belajar……………………………………………......8
Konsep Pembelajaran…………………………………………. 10
Pengertian Pembelajaran……………………………………... 10
Model-Model Pembelajaran…………………………………… 12
BAB
III PENUTUP……………………………………………………….. 14
Kesimpulan……………………………………………………… 14
Saran……………………………………………………………… 15
Daftar Pustaka…………………………………………………... 16
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Dalam percakapan
sehari-hari sering mendengar
seorang ibu yang
mengatakan bahwa anaknya
sedang belajar berjalan
atau sedang belajar
berbicara. Sesekali kita juga
mendengar seorang ibu
yang kecewa karena,walaupun anaknya
sudah belajar semalaman
tetapi hasil ujiannya
kurang memuaskan.Apakah kegiatan
yang dilakukan anak-anak
tersebut merupakan kegiatan
belajar?Apabila anda melihat
seorang siswa sedang asyik
membaca buku di
perpustakaan atau sekelompok
siswa sedang mengerjakan
tugas kelompok, aatu seorang
siswa sedang memperhatikan
penjelasan guru dengan
serius, apakah anda beranggapan
bahwa mereka sedang
belajar.Jawaban atas kedua
pertanyaan tersebut bias
ya juga bias
tidak.Untuk dapat memahami
tentang apa itu
belajar dan apa
cirri-cirinya untuk menunjukan
bahwa orang tersebut
belajar.Selanjutnya kita akn
membahas konsep dan
pola dasar pembelajaran, yang secara
pedagogis merupakan wahana
pendidikan untuk memhasilkan
proses belajar.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai
berikut :
1.
Memahami konsep
belajar dan pembelajaran secara
utuh.
2.
Mengetahui pengertian
belajar dan pembelajaran
3.
Mengetahui jenis-jenis
belajar
4.
Mengetahui model-model
pembelajaran
C.
TUJUAN
Makalah ini
disusun dengan tujuan
untuk:
Mengetahui pengertian
belajar dan pembelajaran
secara umum
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP BELAJAR
Istilah belajar
sudah dikenal luas
di berbagai kalangan
walaupun sering disalahartikan atau
diartikan secara common
sense atau pendapat
umum saja.Misalnya seorang
ibu meminta anaknya ”Kau Belajar
Dulu Sebelum Tidur”
maksudnya mungkin membaca
dulu buku pelajaran
sebelum tidur. Atau
seorang ayah menasehati
anaknya yang baru
terjatuh dari sepeda
montor karena kelalaiannya
dengan mengatakan”Lain
kali kamu harus
belajar dari pengalaman”
yang maksudnya
jangan mengulangi kesalahan
serupa pada masa
mendatang.Dalam kedua contoh
ungkapan tersebut belajar
diartikan sebagai proses mendapatkan
pengetahuan dengan membaca
dan menggunakan pengalaman
sebagai pengetahuan yang
memandu perilaku pada
masa yang akan
dating.
Untuk
memahami konsep belajar
secara utuh perlu
di gali lebih dulu
bagaimana para pakar
psikologi dan pakar
pendidikan mengartikan konsep
belajar.Pakar psikologi melihat
perilaku belajar
sebagai proses psikologis
individu dalam interaksinya
dengan lingkungan secara
alami.Sedangkan pakar pendidikan
melihat perilaku belajar sebagai
proses psikologis pedagogis
yang ditandai dengan
adanya interaksi individu
dengan lingkungan belajar
yang disengaja diciptakan.
1.
PENGERTIAN BELAJAR
Pengertian belajar
yang cukup kompehensif
diberikan ole Bell-gredler(1986) yang menyatakan
bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan
oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencis ,skill,and attitudes.Kemampuan (competencis),
ketrampilan(skill),dan sikap(attitudes)
tersebut diperoleh secara
bertahap dan berkelanjutan
mulai dari masa
bayi sampai masa
tua melalui rangkaian
proses belajar sepanjang
hayat.Rangkaian proses belajar
itu dilakukan dalam
bentuk keterlibatannya dalam
pendidikan informal.
Keturutsertaannya
dalam pendidikan formal
dan/atau pendidikan nonformal.Kemampuan belajar
inilah yang membedakan
manusia dari makhluk
lainnya.
Belajar
sebagai proses manusiawi
memiliki kedudukan dan peran penting, baik
dalam kehidupan masyarakat
tradisional maupun modern.Pentingnya proses
belajar dapat dipahami
dari traditional/local wisdom,filsafat,temuan penelitian
dan teori tentang
belajar.Traditional/local
visdom adalah ungkapan
verbal dalam bentuk
frasa,peribahasa,adagium,maksim,kata
mutiara,petatah-petitih,atau
puisi yang mengandung
makna eksplisitatau implicit
tentang pentingnya belajar
dalam kehidupan manusia.Sebagai contohnya ;Belajarlah sampai ke
negeri cina(Belajarlah tentang
apa saja, dari siapa saja
dan dimana saja);Bent the
willow when it is
young(Didiklah anak selagi
masih muda);Beraki-rakit ke hulu berenang-renang kemudian(Belajar lebih
dahulu nanti akan
dapat menikmati hasilnya).
Belajar
sering juga diartikan
sebagai penambahan,perluasan,
dan pendalaman pengetahuan,nilai dan
sikap,serta keterampilan.secara konseptual
Fontana,mengartikan belajar adalah
suatu proses perubahan
yang relative tetap
dalam perilaku individu
sebagai hasil dari
pengalaman.seperti
Fotana,Gagne juga menyatakan
bahwa belajar adalahsuatu
perubahan dalam kemampuan
yang bertahan lama
dan bukan berasal
dari proses pertumbuhan.
v CIRI-CIRI BELAJAR
Dari
semua pengertian tentang
belajar,sangat jelas pada
kita bahwa belajar
tidak hanya berkenaan
dengan jumlah pengetahuan
tetapi juga meliputi
seluruh kemampuan individu.Kedua pengertian
terakhir tersebut memusatkan
perhatiannya pada tiga
hal
Pertama,
belajar harus
memungkinkan terjadinya perubahan
perilaku pada diri
individu.Perubahan tersebut tidak
hanya pada aspek
pengetahuan atau kognitif
saja tetapi juga
meliputi aspek sikap
dan nilai(afektif)serta keterangan(psikomotor).
Kedua,perubahan itu
harus merupakan buah
dari pengamanan.Perubahan perilaku
yang terjadi pada
diri individu karena
adanya interaksi antara
dirinya dengan lingkungan.Interaksi ini
dapat berupa interaksi
fisik,perubahan kemampuan tersebut
dapat diperoleh melalui
interaksi psikis.
Ketiga,perubahan tersebut
relative menetap.Perubahan perilaku
akibat obat-obatan ,minuman keras,dan
yang lainnya tidak
dapat dikategorikansebagai perilaku
hasil belajar.Seorang atlet
yang dapat melakukan
lompat galah melebihi
rekor orang lain
karena minum obat
tidak dapat dikategorikan
sebagai hasil belajar.Perubahan tersebut
tidak bersifat menetap.aperubahan perilaku
akibat belajar akan
bersifat cukup permanen.
2.
JENIS JENIS
BELAJAR
Berkenaan dengar
proses belajar yang
terjadi pada diri
siwa,Gagne mengemukakan delapan
jenis belajr.Kedelapan jenis
belajar tersebut adalah:
1.
Belajar isyarat(signal learning)
Belajar melalui
isyarat adalah melalui
melakukan atau tidak
melakukan sesuatu karena
adanya tanda atau
isyarat.Misalnya berhenti berbicara
ketika mendapat isyarat
telunjukmenyilang mulut sebagai
tanda tidak boleh
rebut,atau berhenti mengendarai
sepeda motor diperempatan
jalan pada saat
tanda lampu merah
menyala.
2.
Belajar Stimulus
Respon
Belajar stimulus-respon terjadi
pada diri individu karena
ada rangsangan dari
luar.Misalnya, menendang bola ketika
da bola di
depan kaki,berbaris rapi
karena ada komando,erlari karena
mendengar suara anjing
menggonggong di belakang dll.
3.
Belajar rangkaian
Belajar rangkaian
erjadi melalui perpaduan
berbagai proses stimulus
responyang telah di pelajari
sebelumnya sehingga melahirkan
perilaku yang segera
dan spontan.
4.
Belajar asosiasi
verbal
Belajar asosiasi
verbal terjadi bila
individu telah mengetahui
sebutan bentuk dan
dapat menangakp makna
yang bersifat verbal.
5.
Belajar membedakan
Belajar diskriminasi
terjadi bila individu
berhadapan dengan benda,suasana,Atau pengalaman
yang luas dan
mencoba membeda-bedakan hal-hal
yang jumlahnya banyak
itu.
6.
Belajar konsep
Belajar konsep
terjadi apabila individu
menghadapi berbagai fakta
atau data yang
kemudian ditafsirkan ke
dalam suatu pengertian
atau makna yang
abstrak.
7.
Belajar hukum
aturan
Belajar atutan
atau terjadi bila
individu menggunakan beberapa
rangkaian peristiwa atau
perangkat data yang terdahulu
atau yang diberikan
sebelumnya dan menerapkannya atau
menarik kesimpulan dari
data tersebut menjadi
suatu atauran.
8.
Belajar pemecahan
masalah
Belajar pemecahan
masalah terjadi bila
individu menggunakan berbagai
konsep atau prinsip
untuk menjawab suatu
pertanyaan.
B. KONSEP PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan
untuk menginisiasi,memfasilitasi,
dan meningkatkan intensitas
dan kualitas belajar
pada diri peserta
didik.Oleh karena pembelajaran
merupakan upaya sistematis
dan sistemik untuk
menginisiasi ,memfasilitasi, dan
meningkatkan proses belajar
maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat dengan
jenis hakikat, dan jenis
belajar serta hasil
belajar tersebut.Pembelajaran harus
menghasilkan belajar, tapi tidak
semua proses belajar
terjadi karena pembelajaran.Proses belajar
terjadi juga dalam
konteks interksi social-kultural dalam
lingkungan masyarakat.
1.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran dalam
konteks pendidikan formal, yakni pendidikan
di sekolah, sebagian besar
terjadi di kelas dan
lingkungan sekolah.Sebagian kecil
pembelajaran terjadi juga
di lingkungan masyarakat, misalnya, pada saat
kegiatan ko-kurikuler(kegiatan di
luar kelas dalam
rangka tugas suatu
mata pelajaran),ekstra-kurikuler(kegiatan di
luar mata pelajaran, di
luar kelas),dan ekstramural(kegiatan dalam
rangka proyek belajar
atau kegiatan, di luar
kurikulum yang diselenggarakan di
luar akmpus sekolah).Dengan demikkian
maka proses belajar
bias terjadi di kelas, dalam lingkungan
sekolah,dan dalam kihidupan
masyarakat, termasuk dalam bentuk
interaksi social-kultural melalui
media massa dan
jaringan.dalam konteks pendidikan non
formal, justru
sebaliknya proses pembelajaran
sebagian besar terjadi
dalam lingkungan masyrakat, ternasuk dunia
kerja, media massa dan
jaringat internet.Hanya sebagian
kecil saja pembelajaran
terjadi di kelas
dan lingkungan pendidikan
non formalseperti pusat
kursus.Yang lebih luas
adalah belajar dan pembelajaran
dalam konteks pendidikan
terbuka dan jarak
jauh, yang karena karakteristik
peserta didiknya dan
paradigm pembelajarannya, proses
belajar dan pembelajaran
bias terjadi dimana
saja, dan kapan saja
tidak dibatasi oleh
jarak,ruang, dan waktu.
Istilah pembelajaran
merupakan istilah baru
yang digunakan untuk
menunjukan kegiatan kegiatan
guru dan siswa.Sebelumnya, kita menggunakan
istilah” proses belajar-mengajar”
dan “pengajaran”.Istilah pembelajaran
merupakan terjemahan dari
kata” instruction”.Menurt
Gagne,Briggs,dan Wanger(1992),pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar
pada siswa.
Dari
pengertian di atas, kita
mengetahui bahwa cirri
utama pembelajaran adalah
inisiasi, fasilitas, dan
peningkatan proses belajar
siswa.ini menujukan bahwa
unsure kesengajaan dari
pihak di luar
individu yang melakukan
proses belajar,dalam hal
ini pendidik secara
perorangan atau secara
kolektif dalam suatu
system, merupakan cirri utama
dari konsep pembelajaran.
2.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
a. Pembelajaran berorientasi
pada proses Belajar
Isyarat
Pada
belajar isyarat proses
belajar dimulai dengan
adanya isyarat,tanda atau
petunjuk yang berpengaruh
pada proses perubahan
perilaku.
b. Pembelajaran Berorientasi
pada Proses Belajar
Stimulus Respon
Belajar atimulus
respon mengacu pada
proses perubahan perilaku
yang dihasilkan oleh
terciptanya relasi antara
stimulus atau rangsangan
dan respon atau
jawaban atas stimulus.
c. Pembelajaran Berorientasi
Pada Proses Belajar
Rangkaian
Belajar rangkaian
mengacu pada proses
belajar yang tercipta
karena adanya berbagai
proses stimulus respon.Seseorang yang
menerima berbagai stimulus
dan selanjutnya member
respon di dalam
suatu konteks akan
dapat melakukan proses
belajar rangkaian.
d. Pembelajaran Berorientasi
Pada proses Belajar
Asosiasi Verbal
‘Belajar Asosiasi
Verbal” mengacu pada proses
memahami informasi verbal
yang menggambarkan konsep,prinsip,benda,situasi,dan lain-lain.
e. Pembelajaran Berorientasi
Pada proses Belajar
Membedakan
“Belajar Membedakan” mengacu pada
psoses belajar memahami sesuatu hal
dengan cara melihat
perbedaan karakteristik yang
yang dimiliki oleh
objek yang dipelajari.Dengan melihat
perbedaan yang dimiliki
oleh objek,individu dapat
memahami
benda,suasana,peristiwa,atau
objek lain yang
ada di lingkungannya.
f. Pembelajaran Berorientasi
Pada proses Belajar
Konsep
Benda,proses,gejala,aturan,atau pengalaman
melalui proses mengenal
cirri-ciri.
g. Pembelajaran Berorientasi
Pada proses Belajar
Aturan
“Belajar Aturan”
mengacu pada proses
belajar membangun prinsip
atau aturan dengan
menggunakan serangkaian fakta,data,peristiwa, dan pengalaman
yang telah diketahui
atau di alami sebelumnanya.Aturan yang
di bangun itu
berupa kesimpulan yang
berlaku umum sehingga
dapat diterapkan pada
situasi yang sama
tetapi jangkauan dan
mengacu pada aktivitas
intividudalam memahami sesuatu
cakupannya lebih luas.
h. Pembelajaran Berorientasi
Pada proses Belajar
Pemecahan Masalah
“Belajar Pemecahan
Masalah” mengacu pada
proses mental individu
dalam menghadapi suatu
masalah untuk selanjutnya
menemukan cara mengatasi
masalah itu melalui
proses berfikir yang
sistematis dan cermat.Kesistematisan berfikir ini
terlukis dalam langkah-langkah yang
ditempuhnya.Secara umum langkah-langkah pemecahan
masalah adalah sebagai
berikut:
Ø Merasakan adanya
masalah.
Ø Merumuskan masalah
secara khusus dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan.
Ø Memberikan jawaban
sementara atau hipotesis
atas masalah yang
diajukan.
Ø Mengumpulkan serta
mengolah data dan
informasi dalam rangka
menguji tetap tidaknya
jawaban sementara yang
diberikan.
Ø Merumuskan masaalah
mengenai pemecahan masalah
tersebut dan mencoba
melihat kemungkinan penerapan
dari kesimpulan itu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Belajar mengacu
pada perubahan perilaku
individu sebagai akibat
dari proses pengalaman
baik yang dialami
ataupun yang sengaja
dirancang.Ciri-ciri belajar adalah
adanya perubahan perilaku.Perubahan perilaku
tersebut merupakan hasil
interaksi individu dengan
lingkungan,serta perilaku yersebut
bersifat relative menetap.Delapan jenis
belajar Gagne adalah
isyarat,stimulus
respon,rangkaian,asosiasi
verbal,membedakan,konsep,hokum/aturan,dan pemecahan
masalah.Masing-masing tepri belajar
memiliki asumsi dasar,komponen dasar
dan kontribusi yang
khas.
Kegiatan pembelajaran
mengacu pada penggunaan
pendekatan,strategi,metode,dan
teknikdan media dalam
rangka membangun proses
belajar,antara lain membahas
materi dan melakukan
pengalaman belajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara optimal.Setiap jenis
belajar mulai dari
belajar isyarat sampai
dengan belajar pemecahan
masalah yang khas/spesifik..
Dengan
demikian maka proses
belajar bias terjadi
di kelas,dalam lingkungan
sekolah, dan dalam kehidupan
masyarakat,termasuk dalam bentuk
interaksi social-kulturak melalui
media massa dan
jaringan.
B. SARAN
Pembelajaran tidak
dapat dipisahkan dari
proses dan hasil
belajar.
Pembelajaran yang
dilaksanakan dengan baik
akan memungkinkan tumbuhnya
proses dan hasil
belajar dan baik.
Pembelajaran yang
luas akan membangun
watak dan peradapan
bangsa yang bermartabat
dalam rangka pencedasan
kehidupan bangsa
Hendaknya guru
harus memiliki pengetahuan
tentang jenis belajar
serta kondisi yang
dibutuhkan setiap jenis
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
v Suparman,A.(1997).Model-Moddel
Pembelajaran Interktif.Jakarta:STIA-LAN
press.
v Bell-Gredler,M.E(1986).Learning
and instruction.New York :Macmillan Publishing.
v Republik Indonesia(2003).Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang
Sisitem Pendidikan
Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar